CARA SUKSES MENINGKATKAN BUDIDAYA UDANG VANNAME
UDANG VANNAME adalah salah satu jenis udang introduksi yang belakangan ini banyak diminati untuk dibudidayakan karena potensinya yang sangat baik, udang vanname ini memiliki beberapa keunggulan seperti :
● Tahan penyakit
● Pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari),
● Sintasan selama pemeliharaan tinggi
● Nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3).
Namun demikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar, karena hasil kajian dan hasil beberapa pembudidaya udang vanname ini menunjukan bahwa vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional.
Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal.
PERSIAPAN TAMBAK
1. Pengeringan/pengolahan tanah dasar
Air dalam tambak dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan saponin, genangan air yang masih tersisa dibeberapa tempat harus di pompa keluar.
Selanjutnya, tambak dikeringkan sampai retak-retak kalau perlu tanahnya di balik dengan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempurna dibawah sinar matahari juga dapat membunuh bakteri patogen yang yang ada di pelataran tambak.
2. Pemberantasan hama
Pemberantasan ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10kg/ha) dengan tinggi air tambak 5cm
3. Pengapungan dan pemupukan
Untuk menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha. selanjutnya masukkan air ketambak sehingga tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha), pupuk kandang (2000 kg/ha).
4. Pengisian air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap, sambil di masukkan TON & TANGGUH PROBIOTIK. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul hijau dan siap ditebari benih udang. Tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥1,0 m.
PENEBARAN
Penebaran benur udang vanname dilakukan setelah plankton tumbuh baik (7-10 hari) sesudah pemupukan.
Benur vanname yang digunakan adalah PL 10 – PL 12 berat awal 0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang baik adalah mencapai ukuran PL – 10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus.
Sebelum benur di tebar, ada baiknya terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit.
Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei akan lebih baik jika dilakukan pada saat siang hari.
Padat penebaran untuk pola tradisional tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua pemeliharaan, maka disarankan dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
PEMELIHARAAN
Selama pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air meliputi :
● Suhu
● Salinitas
● Transparasi,
● Atur pH dan kedalaman air
● Oksigen setiap hari.
Selain itu, juga dilakukan pemberian pemupukan urea (Urea 150kg /ha dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk awal. Juga di masukkan TON, VITERNA DAN HORMONIK dan hasil fermentasi probiotik / TANGGUH PROBIOTIK yang diberikan seminggu sekali guna menjaga kestabilan plankton dalam tambak.
Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plankton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00. Pergantian air yang pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan volume pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bulan berikutnya hingga panen, volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20% pada setiap periode pasang. Dan dengan komposisi dan cara yang sama dengan diawal tadi.
PANEN
● Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang.
● Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110 hari.
● Perlakukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha (tinggi air tambak 1m), dan mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air) selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti kulit) pada saat panen.
● Selain itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala.
Saran saya berdasarkan pengalaman, Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari.
Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es, selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang vannamei 835 - 1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60%-96%, ukuran panen antara 55-65 ekor/kg.
Info dan konsultasi hub :
Agus Setiawan
WA : 0822 2151 6031
HP :
- 0822 2151 6031
- 0896 4994 5559
Komentar
Posting Komentar